Perenang Asal Jawa Barat Sabet 3 Medali di Pon XX Papua

Jalan hidup seseorang siapa yang tahu. Seperti halnya pengalaman hidup I Putu Bayu Ardhiya Satrio (22) perenang asal Jawa Barat yang berhasil menyabet tiga emas dalam PON XX Papua.

Lulusan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu berhasil meraih tiga medali yakni emas pada nomor selam kolam 200 meter surface, perak nomor selam kolam 100 meter surface, dan perunggu pada kelas estafet.

Siapa sangka, Putu pada awalnya tak berniat untuk menjadi seorang atlet renang. Putu kecil dikenalkan dengan kolam renang karena Putu sempat mengalami asma dan disarankan untuk diterapi dengan berenang.

Namun lama-lama, Putu tertarik untuk berkompetisi di kolam renang hingga dia mengikuti klub renang Tirta Merta Satria Bandung.

“Saya sejak usia 2 tahun, saya punya asma. Harus bolak-balik berobat ke dokter . Sampai akhirnya saat usia 4 atau 5 tahun, dokter menyarankan saya untuk mengikuti terapi renang,” kata Putu saat dihubungi dari Bandung, Kamis 7 Oktober 2021.

Setelah itu Putu kecil pun rutin berenang bersama orang tuanya. Namun seiring dengan bertambahnya waktu, Putu menikmati olahraga air itu.

“Ketika memasuki bangku sekolah dasar saya makin suka sama renang. Waktu itu intensitas berenang jadi tambah sering, karena dilatih juga oleh guru sekolah,” katanya.

“Terus pas masuk SMP, saya memutuskan untuk serius berlatih renang dengan masuk klub di Bandung. Di situ saya mulai masuk klub, selama tiga tahun,” ujar putra dari perwira di Polda Jawa Barat, AKBP I Wayan Sukada.
Namun hal sempat terhenti ketika menginjak bangku SMA. Sang ayah meminta Putu untuk fokus belajar akademis sehingga dirinya memilih vakum latihan di klub. Beruntung dirinya berhasil diterima FPOK UPI Bandung.

“Pas kuliah saya kembali tertarik untuk kembali berenang dengan mengikuti unit kegiatan mahasiswa aquatic. Hingga saya masuk Pelatda Jabar dan terpilih menjadi atlet PON,” ujar dia.

Disinggung persiapannya jelang PON 2020 Papua, Putu menyebut dia bersama atlet lainnya telah mengikuti pelatihan daerah Jawa Barat sejak Agustus 2020.

“Sebenarnya sudah latihan sejak awal 2020. Namun sempat terhenti karena pandemi,” tutur dia.

Namun hal itu tidak menjadi kendala dia terus berlatih semaksimal mungkin. Hal itu sembari dibarengi doa dan restu orangtua menjadi yang utama.”Berdoa, meminta restu dan dukungan orangtua, lalu berusaha berlatih semaksimal mungkin,” ujarnya.***